welcome to my life

welcome to my life

Moment and Event

Selengkapnya......

Merawat Komputer

Moment and Event

Tips Merawat Komputer

Contributed by Administrator

Monday, 24 September 2007

Last Updated Friday, 28 September 2007

Saat berkerja seringkali terjadi hal-hal yang menjengkelkan yang terjadi dengan komputer yang kita pakai, dari mulai

hang (bengong mendadak), lambat, dsb.

Berikut tips merawat komputer:

1. Defrag harddisk secara berkala.

Fungsi defrag adalah untuk menata dan mengurutkan file-file harddisk berdasarkan jenis file/data sedemikian rupa

sehingga akan mempermudah proses read/write sehingga beban kerja akan lebih ringan yg akhirnya dapat

memperpanjang umur harddisk.

Caranya klik menu Start > Program > Accesories > System Tool > Disk Defragmenter.

Saat menjalankan fungsi ini tidak boleh ada program lain yg berjalan termasuk screensaver karena akan mengacaukan

fungsi defrag ini.

2. Aktifkan screensaver

Selain bersifat estetis, screensaver mempunyai fungsi lain yg penting. Monitor CRT juga televisi menggunakan fosfor

untuk menampilkan gambar. Kalau monitor menampilkan gambar yg sama untuk beberapa saat maka ada fosfor yang

menyala terus menerus. Hal ini dapat mengakibatkan monitor bermasalah yaitu gambar menjadi redup/kurang jelas. Lain

halnya jika monitor Anda adalah LCD, LED yg sudah dilengkapi dengan energy saving, maka screensaver tidak terlalu

dibutuhkan lagi.Cara+ mengaktifkan screensaver dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya klik Start > Control

Panel > Display > klik tab screensaver, kemudian pilih sesuai selera Anda.

3. Ventilasi yang cukup

Tempatkan monitor maupun CPU sedemikian rupa sehingga ventilasi udara dari dan ke monitor / CPU cukup lancar.

Ventilasi yg kurang baik akan menyebabkan panas berlebihan sehingga komponen/rangkaian elektronik di dalamnya

akan menjadi cepat panas sehingga dapat memperpendek umur komponen tsb. Oleh karena itu usahakan jarak antara

monitor/CPU dengan dinding/tembok minimal 30 cm. Kalau perlu pasang kipas angin di dalam ruangan.

4. Pakailah UPS atau stavolt.

Pakailah UPS untuk mengantisipasi listrik mati secara tiba-tiba yg dapat mengakibatkan kerusakan pada harddisk. Kalau

terpaksa tidak ada UPS, pakailah Stavolt untuk mengantisipasi naik turunnya tegangan listrik.

5. Tutup / close program yg tidak berguna

Setiap program yg diload atau dijalankan membutuhkan memory (RAM) sehingga semakin banyak program yg

dijalankan semakin banyak memory yg tersita. Hal ini selain dapat menyebabkan komputer berjalan lambat (lelet) juga

beban kerja menjadi lebih berat yg akhirnya dapat memperpendek umur komponen/komputer.

6. Install program antivirus dan update secara berkala Untuk dapat mengenali virus/trojan2 baru sebaiknya update

program antivirus secara berkala. Virus yg terlanjur menyebar di komputer dapat membuat Anda menginstall ulang

komputer. Hal ini selain membutuhkan biaya juga akan menyebabkan harddisk Anda akan lebih cepat rusak dibanding

apabila tidak sering diinstall ulang.

7. Bersihkan Recycle Bin secara rutin

Sebenarnya file/folder yg kita hapus tidak langsung hilang dari harddisk karena akan ditampung dahulu di Recycle Bin ini

dengan maksud agar suatu saat apabila Anda masih membutuhkannya dapat mengembalikan lagi. Recycle Bin yg

sudah banyak juga akan menyita ruang harddisk yg dapat menyebabkan pembacaan harddisk jadi lelet.

Caranya jalankan Windows Explorer > klik Recycle Bin > klik File > klik Empty Recyle Bin

Atau Anda dapat menjalankan fungsi Disk Cleanup, caranya Klik Start > Program > Accessories > System Tool > Disk

Cleanup > kemudian pilih drive yg mau dibersihkan > setelah itu centangilah opsi Recycle Bin kalau perlu centangi juga

yg lain (seperti temporary file, temporary internet file), setelah klik OK.

Tips: agar file yang akan kita delete tidak ditampung dahulu di Recycle Bin, tekan key “shift” sebelum

delete.

8. Jangan meletakkan Speacker Active, UPS atau stavolt terlalu dekat dengan monitor.

Karena medan magnet yang ada pada speacker tersebut akan mempengaruhi monitor yaitu warna monitor menjadi tidak

rata, belang-belang atau goyang.

9. Uninstall atau buang program yg tidak berguna

Ruang harddisk yg terlalu banyak tersita akan memperlambat proses read/write harddisk sehingga beban kerjanya akan


Selengkapnya......

Pengen Pinter Dan Jenius

Memories

Kita Bisa Kok Jadi Anak Jenius

PDF

Cetak

E-mail

Saturday, 02 August 2008

Asyiknya jadi anak pintar. Langganan ranking satu, masuk kelas akselerasi atau juara lomba sains. Eits, tapi siapa bilang kita enggak bisa seperti mereka. Bisa kok!

Kita biasa menyebut mereka genius. Anak-anak superpintar yang beruntung bisa masuk kelas akselerasi dan menghemat waktu sekolah. Uuuh, bikin iri. Eh, tapi, jangan asal panggil mereka anak genius. Dalam ilmu psikologi dan dunia pendidikan, mereka biasa dipanggil anak berbakat alias gifted child.

"Istilah genius terlalu berlebihan. Genius itu berarti dia berhasil menciptakan karya yang diakui oleh manusia, seperti Einstein," kata psikolog pendidikan, Hary Ramdani Anak genius itu pasti anak berbakat, tetapi anak berbakat belum tentu termasuk genius, lanjut Bu Reni yang sudah mendalami psikologi anak berbakat sejak tahun 1982. Jadi, lebih aman kalau kita pakai istilah anak berbakat daripada genius. Karena genius itu cuma digunakan untuk mereka yang benar-benar luar biasa pintar dan inovatif. Pokoknya sudah canggih banget deh!

Siapa yang berbakat?

Lalu, apa sih yang bikin seseorang tergolong anak berbakat? Paling kelihatan, ya, dari IQ-nya. Taruhan deh, kita sering menilai seseorang pintar atau enggak dari IQ-nya, kan? Tapi, itu aturan lama! Zaman sekarang penilaian itu enggak cukup cuma dari IQ. Menurut Prof Joe Renzulli, psikolog pendidikan asal Amerika, seseorang dikatakan berbakat kalau mempunyai nilai di atas standar pada tiga macam karakteristik, yaitu kemampuan umum, komitmen tugas, dan kreativitas. Konsep dari Prof Renzulli inilah yang dipakai Kelompok Kerja Pendidikan Luar Biasa (KKPLB) untuk mendeteksi anak berbakat.

Kemampuan umum yang dimaksud di sini antara lain adalah daya tangkap, kemampuan numerik (matematika), dan wawasan kita. Ini akan langsung ketahuan dari nilai IQ kita. "Di Indonesia, nilai IQ minimum untuk masuk kelas akselerasi adalah 125," ujar Bu Reni. Selain IQ, ada dua kemampuan lain yang enggak kalah penting.

Komitmen tugas adalah perasaan senang saat kita sedang menyelesaikan suatu pekerjaan. Ini biasanya kelihatan dari perjuangan, kerja keras, dan keuletan kita. Pantang menyerah gitulah. "Di kelas akselerasi, aku enggak bisa nyantai. Aku harus sering belajar. Tapi, masuk kelas aksel kan keinginanku. Jadi, aku harus tanggung jawab," kata Alyssa yang akrab dipanggil Icha (12), siswi kelas II SMP Madania, yang ikut kelas akselerasi sewaktu SD.

Ada lagi ciri lain anak berbakat. Suka tantangan! Mereka juga mandiri dan enggak takut mengambil risiko. "Kriteria ini termasuk dalam aspek kreativitas," papar Bu Dosen pengarang buku Identifikasi Keberbakatan Intelektual terbitan tahun 2002.

"Di sekolah, Fisika adalah pelajaran yang paling ditakuti. Tapi, aku malah pengin mencoba sesuatu hal yang beda dan enggak disukai orang lain," ujar Thomas (17), siswa kelas II SMU 3 Bandung, anggota Tim Olimpiade Fisika Indonesia 2004.

"Aku lebih senang les biola daripada piano karena jarang banget ada anak kecil bisa main biola. Sementara yang bisa piano kan banyak," ujar Icha yang sejak kelas I SD sudah mengikuti les biola.

Ck-ck-ck… Jadi penasaran, gimana sih cara mereka belajar? "Anak berbakat sudah bisa mengatur sendiri tempo belajarnya. Mereka enggak perlu diingatkan lagi," kata Bu Reni. Adanya inisiatif dan kemandirian tinggi membuat mereka terampil mengatur jadwalnya tanpa harus dibantu orang lain. Wah, jadi malu nih. Soalnya, banyak di antara kita yang baru belajar kalau disuruh ortu.

"Aku biasa belajar setelah mandi sore sampai makan malam. Setelah itu, belajar lagi. Enggak perlu diingetin lagi, ini kan sudah tanggung jawabku," kata Icha.

"Aku belajar keinginan sendiri saja. Sejak SMP, ortu enggak pernah nyuruh-nyuruh belajar. Biasa belajar malam hari. Ngantuk sih, tapi kalau lagi semangat, enggak terasa," cerita Thomas yang langganan ranking satu sejak SMP. Duh, hebat banget sih! Kayaknya hidup anak berbakat asyik banget! Eh, tapi, enggak juga lho.

Problem anak berbakat

"Semakin tinggi IQ seorang anak, ia akan semakin merasa beda," tutur Bu Reni. Anak berbakat punya kebutuhan berbeda dibandingkan dengan anak lain yang seusianya. Contoh, mereka cepat banget menangkap ilmu yang diajarin sehingga gampang kesal kalau menghadapi orang yang enggak sepintar dia. Kemampuan bahasa mereka yang biasanya di atas rata-rata juga sering membuat mereka mendominasi pembicaraan dan sulit mendengarkan orang lain.

Persoalan-persoalan yang dihadapi anak berbakat biasanya seputar dunia pergaulan. Kenapa ya? "Sebab, perkembangan pikiran mereka lebih maju dibandingkan dengan perkembangan emosi," jawab Bu Reni. Sering terjadi, anak berbakat justru dianggap aneh oleh orang lain. Anggapan ini muncul karena cara berpikir mereka yang terlalu kreatif. Mereka sering melontarkan ide-ide nyeleneh yang dianggap aneh bagi banyak orang.

Mereka juga sering diperlakukan berbeda oleh orang-orang di sekitarnya. "Aku paling bete kalau teman-teman pada becandain aku pakai label ’jago Fisika’. Aku enggak suka dibedain," keluh Thomas.

Hidup anak berbakat memang akan semakin susah kalau orang sekitarnya enggak bisa memahami dia. Di Indonesia sendiri, fasilitas untuk mereka masih belum memadai. "Fasilitas konseling dan pengarahan anak berbakat belum banyak ditemui. Apalagi pengetahuan masyarakat tentang mereka masih minim," ujar Bu Reni yang sedang berencana membuat klub anak berbakat.

Jadi anak berbakat

Sebenarnya dari mana datangnya anak berbakat? Ada dua faktor. Pertama, faktor keturunan dari keluarga. Nyokap-bokap yang pintar kemungkinan besar akan melahirkan anak yang pintar juga. Faktor kedua yang enggak kalah penting adalah lingkungan. Ini berjalan sepanjang kehidupan kita. Kita mendapatkannya dari pola asuh orangtua, teman-teman, dan benda-benda di sekitar kita. Kebanyakan anak berbakat dibesarkan dalam lingkungan yang mendukung potensinya.

"Anak berbakat akan semakin berkembang kalau orangtuanya mendukung kegiatan mereka. Misal, membebaskan mereka ikut les-les," ujar Bu Reni.

"Mama ngebebasin aku ikut les apa saja yang aku pengin," kata Icha yang sampai sekarang aktif les balet, biola, dan Bahasa Inggris.

Fasilitas di rumah juga ikut mendukung. Seperti yang dialami Thomas, "Waktu kecil, ortu langganan koran. Aku paling suka baca artikel-artikel tentang sains." Pengaruh faktor lingkungan yang dahsyat ini juga memberikan pencerahan buat kita. Bahwa sesungguhnya kita yang IQ-nya normal pun bisa maju seperti anak berbakat!

"Kalau menaikkan IQ memang sulit. Sebab, otak kita sudah punya kapasitas yang enggak bisa ditambah. Lebih baik kembangkan aspek komitmen tugas dan kreativitas!" ujar Bu Reni. Jadi, serius nih, kita bisa jadi anak berbakat? "Bukan bisa lagi!" kata Bu Reni tegas.

Tapi, tetap ada syarat utama. Minimal IQ kita 100. Ini adalah patokan IQ normal. Kalau syarat ini sudah terpenuhi, kita kembangkan kemampuan lain, yaitu kreativitas dan komitmen pada tugas. Keberhasilan malah lebih tergantung pada dua aspek ini lho! Enggak percaya?

Selengkapnya......
 
Cebong`s Notez
---- Harry tOuris. Green World Blogger Template---- © Template Design by Herro